MTs. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus ditunjuk sebagai salah satu madrasah yang mengikuti penguatan sekolah adiwiyata di Bogor oleh Kemenag Pusat. Acara yang diikuti 31 instansi tersebut berlangsung mulai 28 hingga 30 September 2025 di Hotel Nemuru Grand Bhuvana Ciawi, Bogor . Kegiatan tersebut di wakiliki oleh Ustadz Sukron Adzim, S,Pd, M.Li selaku kooridinator program Adiwiyata MTs. Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus. Para peserta dihadirkan dari berbagai provinsi di Pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, DKI, dan Banten. Di samping itu, hadir juga peserta secara zoom meeting dari berbagai sektor baik madrasah maupun stakeholder program adiwiyata secara nasional. Hal ini menunjukkan komitmen Kemenag untuk terus mendorong terlaksanakannya program adiwiyata di madrasah.
Tujuan mendasar dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan adanya perubahan Permen LH yang semula mengacu pada nomor 53 tahun 2019, sekarang berganti ke nomor 05 tahun 2025. Jika dilihat lebih dalam, pada dasarnya pelaksanaan adiwiyata di Permen LH terbaru secara substansial masih sama, hanya saja ada penyesuaian-penyesuaian regulasi teknis pelaksanaan.
Penguatan adiwiyata yang diinisiasi Kemenag tersebut merupakan tindak lanjut dari gagasan Menteri Agama tentang ekoteologi dalam Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Oleh karena itu madrasah tidak cukup melahirkan anak-anak yang cerdas secara kognitif, tetapi juga harus memiliki karakter peduli terhadap lingkungan. Hal itu senada dengan yang di sampaikan oleh Prof. Nyanyu Khodijah selaku Direktur KSKK Madrasah di lingkungan Kementerian Agama RI.
“Kesadaran tentang kebersihan lingkungan sangatlah penting. Ini beririsan dengan Kurikulum Berbasis Cinta atau KBC sebagaimana yang telah digagas Bapak Menteri Agama. Madrasah harus mampu mengimplementasikan ekoteologi dalam proses pembelajaran. Siswa tidak cukup hanya cerdas secara kognitif, namun harus memiliki karakter peduli lingkungan,” tutur Prof. Nyanyu saat membuka kegiatan.
Selaku kepala madrasah, Ustadz. Moch. Dwi Irsyad Saputra, M.Pd. merasa bersyukur sebab MTs Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus merupakan satu-satunya peserta dari kabupaten kudus yang diundang untuk ikut dalam kegiatan yang bertajuk lingkungan dengan agenda besar Rapat Lintas Sektor Pemantapan Program Adiwiyata. Rapat Lintas Sektor Pemantapan Program Adiwiyata tersebut menjadi bukti bahwa adiwiyata dirasa penting diimplementasikan di madrasah.

“Kami bersyukur MTs Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus mendapatkan kesempatan untuk menggali wawasan dan pengetahuan tentang program adiwiyata, kami juga mengucapkan terimakasih kepada tim adiwiyata yang mesukseskan setiap program, semoga memberi dampak yang baik ke depan bagi kemajuan pengelolaan di madrasah ” tutur beliau saat ditemui di depan ruang pimpinan.
Ustadz Dwi berharap ditunjuknya MTs Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus yang diwakilkan oleh Ustaz Sukron Adzim selaku Koordinator Adiwiyata ke Bogor dapat membawa kemajuan program adiwiyata di madrasah. Hal itu mengingat bahwa MTs Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus tahun ini telah ditetapkan sebagai sekolah adiwiyata provinsi.
Dalam acara tersebut, setidaknya, ada tiga madrasah berstatus adiwiyata mandiri yang menyampaikan praktik baik dalam pertemuan itu. Pertama, MTs Mambaul Hikam Jombang. Kedua, MTs N 2 Kediri, dan ketiga MI Handapherang Ciamis. Ketiga-tiganya memiliki keunggulan dan potensi masing-masing. Kegiatan tiga hari di Bogor semoga akan membawa dampak positif untuk program adiwiyata di MTs Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus. Mulai dari pembaharuan regulasi sampai praktik baik dari sekolah lain yang sudah berstatus adiwiyata mandiri, dapat dijadikan sebagai inspirasi. Terlebih dorongan besar dari Kemenag yang mencanangkan pada tahun 2029 seluruh madrasah sudah berstatus adiwiyata. Selain itu, materi dari para profesional di bidang lingkungan akan menjadi bekal berharga agar terus melakukan evaluasi program. (Adz










