Sebagai salah satu rangkaian Hari Santri Nasional, Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan (PTYQM) melaksanakan pendidikan anti bullying pada Ahad (27/10/2024) dengan tema “Bersama Membangun Lingkungan Pesantren Bebas Bullying” yang diikuti seluruh santri dan ustaz. Kegiatan ini termasuk salah satu rangkaian kegiatan di PTYQM dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2024. Sebelumnya, seluruh santri dan ustadz mengikuti upacara di lingkungan PTYQM pada Selasa (22/10/2024) yang dipimpin langsung oleh Dr. K.H. Ahmad Faiz, Lc.,M.A., selaku pimpinan pondok. Kegiatan tersebut berlanjut hingga pelaksanaan Pendidikan Anti Bulliying yang menjadi penananda berakhirnya peringatan hari santri di PTYQM.
Pelaksanaan pendidikan anti bullying yang berlangsung menegaskan bahwa civitas academica Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan (PTYQM) berkomitmen untuk meniadikan praktik bullying dengan cara prevenif, mengingat kasus perundungan menjadi persoalan yang membutuhkan perhatian khusus di berbagai lembaga pendidikan. Dengan demikian, pendidikan anti bulliying di PTYQM yang sudah dimulai sekitar tiga tahun lalu akan tetap dilanjutkan. Hal tersebut terkonfirmasi dari apa yang telah disampaian oleh Kanit Binmas Polsek Gebog, Kudus Ipda Junaedi, S.H. Beliau menyampaikan sudah kesekian kalinya menjadi pembicara anti bullying di PTYQM.
“Ini sudah yang kesekian kalinya saya ke sini memberikan materi tentang perundungan. Malahan terakhir bulan Agustus lalu saya mengisi di sini,” tuturnya saat memulai menyampaikan materi.
Selain Ipda Junaedi, juga tampak AKP Siswanto (Kapolsek Grbog) yang tutur hadir didampingi oleh Aiptu Sidiq. Selama ini, Polsek Gebog menjadi mitra dalam upaya preventif pencegahan bullying di PTYQM. Menurut Ustaz Bahtiar salah seorang Ustaz di bidang Bimbingan dan Konseling (BK), pondok telah mencanangkan pendidikan anti bullying yang secara intensif dengan menggandeng beberapa pakar, seperti kepolisian dan akademisi. Rencana itu diharapkan dapat mencegah terjadinya perundungan yang menjadi persoalan di lembaga pendidikan secara umum selama ini.
“Rencananya pendidikan anti bullying di PTYQM akan dilakukan lebih intensif lagi. Kalau biasanya satu semester sekali, kedepan rencananya satu bulan sekali. Hal itu bertujuan untuk mencerdaskan santri dalam berperilaku yang positif dan berakhlakul-karimah,” tutur Ustadz Eka Bahtiar saat ditemui di Laboratorium Biologi.
“Kita lebih baik mencegah dari pada mengobati,” imbuhnya saat dimintai keterangan terkait kegiatan ini.
Keterangan yang sama juga disampaikan oleh Ustaz Ririh Yuliadi, bahwa kegiatan ini membuktikan komitmen pondok dalam mencegah terjadinya perundungan. Menurutnya pondok berusaha sebaik-baiknya memberikan pelayanan yang aman, humanis, serta bebas dari perundungan, sehingga wali santri tidak perlu cemas dan ragu untuk mendoakan putra-putranya menjadi seorang penghafal Al-Qur’an.
“Kegiatan seperti ini menjunjukkan komitmen yang sungguh-sungguh untuk mencegah terjadinya bullying di pondok. Pondok terus berusaha untuk melayani denga naman, humanis, tidak ada bullying lagi,” tuturnya saat dimintai keterangan di depan Masjid Yanbu’ul Quran.
Selian mendatangkan pihak kepolisian, pendidikan anti bullying ini juga menghadirkan pakar psikologi dari Universitas Muri Kudus (UMK), yaitu Bapak Ahmad Faqihuddin, S.Pd.I., S.Psi., M.Psi. Beliau diundang sebagai pemateri lantaran selain memiliki keahlian di bidang psikologi, latar belakang beliau semasa dulu merupakan seorang santri yang paham dengan kehidupan pesantren. Sebagai pemateri di sesi ke-2, tidak lantas membuat santri jenuh, namun santri-santri sangat antusias melihat pemateri yang tampak masih muda. Beliau berpesan bahwa santri jangan sampai memiliki catatan perilaku kriminal di kepolisian. Hal itu dapat menghambat santri saat hendak melamar pekerjaan.
“Sesuai yang disampaikan Pak Junaedi tadi, kalian jangan sampai memiliki catatan kriminal. Jika kalian ingin melamar kerja, maka harus menyertakan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Jika pernah berbuat kriminal, maka kalian akan sulit melamar kerja di mana-mana,” ujar beliau saat menyampaikan materi bullying.
Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 sampai 10.00 WIB, dapat berlangsung dengan penuh khidmat. Seluruh santri bersama-sama dapat turut mendeklarasikan anti bullying di lingkungan Pondok. Upaya semacam ini setidaknya dapat memberikan kesan dan pengetahuan bagi seluruh santri agar berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.
Penuls: S.A.