Sabtu, 17 Agustus 2024, Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ Menawan) menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-79. Upacara yang dihadiri oleh seluruh santri dan Asatidz PTYQ Menawan ini berlangsung dengan penuh khidmat.
Petugas upacara kali ini terdiri dari para Santri yang telah dipersiapkan dengan baik. Royyan Bini’amillah (10 MIPA 3) bertugas sebagai Master of Ceremony (MC), Pemimpin upacara Jundan Dinejad (11 MIPA 3), Prima Aji Sujarwo (11 MIPA 1) sebagai dirigen upacara, M. Ulil Azmi (10 MIPA 1) sebagai pembaca teks UUD 1945.
Sementara itu pengibaran bendera dilakukan oleh Tim Laskar Arya Duta Mahardika Mandra Kanta, dengan M. Ardan Zimal Taqiyan (11 MIPA 2) sebagai Danton, dan pasukannya Naufal Robbani Nur (11 Keagamaan), Affandra Tristan Maula Rizki (11 MIPA 1), Shelvin Nuha Ziaul Azka (11 MIPA 3), Fazada Ahmad Najih (11 Keagamaan), Wahyu Febrian Maulana (11 MIPA 3), M. Dimas Adi Kusuma (11 Keagamaan), M. Zaim Hilmi, In’am Raditya Yafi, Fawwaz Hadziq As Syafi’i (11 MIPA 2), Malika Nazmi Wiguna (10 MIPA 2), Fatah Athillah Hakim (11 MIPA 2).
Kemudian M. Haidar Aufa Nabil (11 MIPA 3) sebagai pembawa baki, Fatih Mujaburrahman (11 MIPA 2) sebagai pembawa bendera dan M. Iqbal Farel (11 MIPA 3) sebagai pembentang bendera dan pembaca doa oleh Ibrahim Setyaki (11 Keagamaan).
Dr. KH. Ahmad Faiz, Lc., M.A. (Gus Faiz) yang bertindak sebagai Inspektur Upacara menyampaikan dalam amanatnya, menegaskan pentingnya memahami makna kemerdekaan yang sesungguhnya dan memahami bagaimana mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif.
“Hari ini kita memperingati sebuah hari yang sangat sakral bagi bangsa kita, awal tonggak sejarah bangsa kita dimulai terbebas dari penjajahan, namun yang perlu kita ingat, bahwa kita sendiri belum menyadari, belum mengerti bagaimana mengisi kemerdekaan, dan mencari jalan terbaik untuk bisa mencapai cita-cita sejati atas sebuah kemerdekaan” ujar beliau.
Beliau juga menyampaikan bahwa ketika Santri masuk pondok justru menjadi perjalanan awal kemerdekaan bagi mereka dari penjajahan, karena di pondok mereka akan ditempa dan ditata serta di jauhkan dari berbagai macam yang memungkinkan akan menghancurkan masa depan mereka.
“Ketika kalian masuk Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Menawan ataupun pondok-pondok dan lembaga pendidikan lainnya, sebenarnya kalian telah memulai sebuah tonggak baru perjalanan awal kemerdekaan dari berbagai penjajahan. Di rumah, kalian dijajah oleh HP, kalian dijajah oleh berbagai permainan, kalian dijajah dengan berbagai perangai dan hawa nafsu. Dan saat kalian masuk ke pondok itulah proklamasi kemerdekaan dari belenggu penjajahan hawa nafsu dimulai,” tutur beliau.
“Ketika masuk pondok, justru kemerdekaan dimulai di sini. Kalian akan ditempa dan ditata. Di sini pembangunan jiwa dimulai, yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan fisik dan kemampuan lainnya. Sebagaimana yang kita senandungkan dalam lagu Indonesia Raya yaitu bangunlah jiwanya, bangunlah badannya. Jiwa didahulukan dari badan karena jiwa kalau sudah tertata, badan dan raga kita akan mampu melaksanakan yang terbaik karena terarahkan oleh jiwa yang terbaik.” tambah beliau.
Selain itu, Gus Faiz juga menekankan pentingnya menjaga semangat kebersamaan dan saling mendukung diantara para Santri. “Setelah kalian sadar bahwa di pondok inilah sebenarnya merdeka, maka selanjutnya kita kawal bersama. Saling memotivasi, saling menyemangati, jangan sampai satu dengan yang lainnya saling membuli dan mengendorkan semangat.”
Beliau juga berpesan kepada para santri siap menjadi pribadi yang tangguh yang siap melanjutkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.
“Ketika kalian keluar pondok ini, kalian benar-benar siap menjadi pribadi yang tangguh yang siap melanjutkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Mengisi lini pemerintahan, karena kalau lini pemerintahan diisi oleh orang-orang yang tidak mengerti inti arti kemerdekaan, maka bangsa tidak akan maju, tapi bangsa akan rusak. Kalian harus siap mengantarkan bangsa ini menuju sa’adah, sa’adah fiddunya wal akhiroh, menuju sebuah cita-cita bersama yang sering kita lantunkan dengan redaksi baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.” pesan beliau.
Setelah pelaksanaan upacara, pasukan Defile PTYQ Menawan menampilkan pertunjukan baris-berbaris yang memukau dan menambah semarak peringatan kemerdekaan di PTYQ Menawan.
Pasukan Defile PTYQ Menawan merupakan tim khusus yang terdiri dari beberapa Santri pilihan yang disiapkan untuk menampilkan pertunjukan baris-berbaris.
Peringatan ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi seluruh santri untuk merenungkan makna kemerdekaan yang sesungguhnya dan mempersiapkan diri sebagai generasi penerus bangsa yang tangguh, dan siap mengisi kemerdekaan dengan hal yang positif.
Penulis: Milchan